Senin, 31 Mei 2010

Islam Sebagai Jalan Hidup

Apakah arti status kita sebagai seorang muslim? Apakah cukup seseorang dikatakan muslim jika telah mengucapkan syahadat? Sebelum menjawab pertanyaan di atas, alangkah baiknya apabila kita merujuk kepada kisah awal penciptaan manusia. Bagaimana iblis dilaknat oleh Allah Swt. Padahal ia tahu dan yakin bahwa Allah Swt adalah Tuhan Yang Maha Esa. Namun karena kecongkakannya, ia menolak untuk bersujud hormat kepada Nabi Adam as. Sebab itulah, Allah Swt mengusirnya dari surga dan menjanjikan tempatnya kekal di neraka. Na‘ûdzu bi’lLâh min dzâlik…

Maka iman alias kepercayaan saja tidaklah cukup, dibutuhkan Islam sebagai bukti akan keimanan itu sendiri.

إِنَّماَ اْلمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتاَبُوْا وَجَاهَدُوْا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ أُولئِكَ هُمُ الصَّادِقُوْنَ - الحجرات: 14

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sejati adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Q.S. al-Hujurat: 14)

Adapun bentuk keislaman sendiri telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw sebagai uswah hasanah, teladan yang sempurna bagi umat manusia. Beliau adalah seorang yang sukses di berbagai bidang. Sebagai kepala keluarga, beliau berhasil menjaga keutuhan dan
keharmonisan rumah tangga. Sebagai orang tua, beliau paling sayang terhadap anak cucu beliau. Sebagai pedagang, kejujuran beliau tersiar ke mana-mana, tak heran bila Siti Khadijah (yang juga saudagarnya) jatuh hati dan meminang beliau. Sebagai tetangga, beliau pun menjenguk tetangganya yang sakit, walau tetangga tersebut selalu melempari beliau dengan kotoran.

Tidak hanya berkisar pada keseharian, Rasulullah Saw. juga sukses dalam mengatur pemerintahan. Beliau berhasil membangun masyarakat madani yang majemuk dan penuh toleransi di Madinah saat dunia masih buta akan hak-hak asasi manusia. Di medan perang, pasukan muslim sangat diperhitungkan oleh musuh. Meski kabilah Quraisy dan kabilah-kabilah lain yang membenci Islam bersekutu dalam perang Ahzab, berkat pertolongan Allah Swt dan strategi yang jitu, Madinah berhasil dipertahankan.

Peran beliau yang menyeluruh sebenarnya menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang mencakup semua lini kehidupan. Kehidupan pribadi, keluarga, bertetangga, bermasyarakat, hingga bernegara. Tak satupun luput dari bidikan Islam.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوْا إِلاَّ إِياَّهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ اْلكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا - الإسراء: 23

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah kecuali kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah satu atau keduanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada mereka “ah”. Janganlah engkau membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S. al-Isrâ’: 23)

Al-Quran pun telah mencantumkan kaidah dasar yang terpakai dalam pemerintahan

وَأَمْرُهُمْ شُوْرَى بَيْنَهُمْ - الشورى: 38

“Dan urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara mereka.” (Q.S. al-Syûrâ: 38)

Dalam perdagangan Allah Swt dengan jelas melarang riba

وَأَحَلَّ اللهُ اْلبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّباَ - البقرة: 275

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Q.S. al-Baqarah: 275)

Jadi, Islam merupakan jalan hidup. Ia lebih dari sekedar agama. Ia hadir tidak hanya di masjid. Namun ia hadir di rumah, sekolah, kantor, pasar, jalan, hingga terminal.

Bisakah Manusia Lepas dari Islam?

Setiap perbuatan manusia pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Tiada satu pekerjaan manusia yang terlepas dari pengawasan Allah Swt. Entah jual beli baju, laporan keuangan kantor, browsing internet, bahkan tukang ojek. Jika perbuatan kita baik, maka akan baik pula balasan yang akan kita dapat. Sebaliknya, bila amalan kita buruk, pantaskah kita mengharap pahala dan surga?

Dengan kata lain kehidupan kita di dunia berhubungan erat dengan kehidupan kita di akhirat. Islam menghargai manusia lahir dan batin. Kebutuhan manusia tidak hanya berkutat pada masalah uang, makanan dan air, tapi juga ketenangan batin, kepuasan ruhani dan kedekatan kepada Sang Khalik. Kebutuhan materi dapat dipenuhi dengan usaha keras dan doa, namun apakah kebutuhan ruh kita juga tercukupi dengan banting tulang memeras keringat?

Saat fajar tiba, Islam mengajak pemeluknya untuk bangkit, membuka semangat baru dengan menghadap Allah Swt. Di sela-sela terik, muadzin menyiram letih batin dengan panggilannya. Ketika bayangan memanjang hingga dua kali bendanya, Ashar tiba menjemput batin yang lunglai. Menyiramkan kesegaran baru untuk meneruskan hidup. Tatkala hari berakhir, shalat menjadi sandaran hati untuk berlabuh dan beristirahat. Tak hanya itu, Allah Swt pun turun ke langit dunia pada sepertiga terakhir malam, menunggu hamba-hamba-Nya yang mengadu segala resah dan kesah. Menumpahkan gelut batin yang membekap jiwa… Subhanallah, alangkah indah!

أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ اْلقُلُوْبُ - الرعد: 28

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenteram.” (Q.S. al-Ra‘d: 28)
Jika keadaan batin sehat, usaha kita pun akan maksimal. Senyum terkembang, permasalahan dapat terpecahkan dengan tenang. Orang-orang di sekitar kita pun senang. Bila Allah telah menjadi penolong kita, maka tidak ada lagi yang perlu ditakutkan. Sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janjinya.

Ialah Islam, satu-satunya agama yang mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, lahir dan batin. Tepat apabila Muhammad Iqbal mengatakan bahwa titel insân kâmil (manusia yang sempurna) hanya dapat dicapai oleh seorang muslim mukmin. Karena hanya seorang muslim mukminlah yang dapat menyelaraskan antara dunia dan akhirat, antara jiwa dan raga, ruh dan jasmani.

Islam sebagai jalan Hidup

Dari uraian di atas, tampaklah bahwa Islam adalah sebuah ajaran yang komplit. Islam tidak hanya sebatas kalimat yang diucapkan, tapi juga dipraktekkan dalam keseharian. Hanya dengan cara inilah Islam dapat berkembang.

Sejarah telah membuktikan, kebangkitan imperium Islam dari zaman Rasulullah Saw hingga dinasti Umawiyah di Andalusia (sekarang negara Spanyol) disebabkan oleh ketinggian budi umat muslim. Penduduk Andalusia yang kala itu dikuasai oleh kerajaan Gothic, mayoritas beragama Kristen dan Yahudi. Mereka terkesima oleh toleransi dan ketulusan prajurit Islam, bertolakbelakang dengan Raja Theodoric yang sewenang-wenang. Pasukan yang dipimpin Thariq bin Ziyad dianggap oleh masyarakat Andalus sebagai penyelamat ketimbang penakluk.

Sebaliknya, kehancuran dinasti Umawiyah bermula ketika umat Islam melupakan ajarannya. Para penguasa saling berebut kekuasaan dan kenikmatan duniawi, alpa akan tuntutan Allah Swt di hari hisab. Satu per satu daerah kekuasaan Islam melepaskan diri menjadi kerajaan sendiri. Tak jarang satu kerajaan menjalin kerjasama dengan pihak Kristen hanya untuk menghancurkan kerajaan Islam yang lain. Ironis.

Dengan demikian, sangat tepat bila Islam dikatakan sebagai sebuah jalan hidup. Kita sebagai muslim harus bangga menjadi bagian dari umat terbaik. Sebagai pemeluk satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah Swt.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ - آل عمران: 110

“Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Kalian menyeru kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan kalian beriman kepada Allah.” (Q.S. Âli ‘Imrân: 110)

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِيْناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ اْلخاَسِرِيْنَ - آل عمران: 85

“Dan barangsiapa menghendaki agama selain Islam, sekali-kali tidak akan pernah diterima (amalannya). Dan di akhirat, dia termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Q.S. Âli ‘Imrân: 85)

Selanjutnya pilihan menunggu di depan mata kita. Apa yang akan kita perbuat sesuai dengan status kita sebagai seorang muslim?

Minggu, 30 Mei 2010

74 nasehat Untuk pemuda muslim

Segala puji bagi Allah yang berfirman:“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-Nisa’: 131)

Serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad yang bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.”
Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Wa ba’du:

Berikut ini adalah wasiat islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
Kami memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun perbuatan.

2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.

3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.

5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.

6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.

7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.

8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.

9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.

10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).

12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.

13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.

14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.

16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.

17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.

18. Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.

19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.

20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.

21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.

22. Hadirilah majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir termasuk taman surga.

23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.

24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.

25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.

26. Janganlah engkau menyeruapai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.

27. Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (HR. Bukhari Dan Muslim)

28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.

29. Ucapkanlah "bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah "alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.

30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.

31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.

32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).

33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.

34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.

35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.

36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.

“Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)
37. “Dan ber amar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)
Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.

38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.

39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)

40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.

41. Wajib bagimua untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.

42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.

43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.

44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.

45. Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajelis dengan orang-orang yang jelek.

46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.

47. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.

48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.

49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.

50. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.

51. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.

52. Janganlah melaknat seorangpun termasuk hewan dan benda mati.

53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan oarng lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.

54. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka.

55. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.

56. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.

57. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia karena hal itu merupakan amalan yang paling utama.

58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.

59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarakan kepada neraka.

60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.

61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.

62. Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.

63. Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.

64. Janganlah menggambar gambar manuasia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.

65. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.

66. Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan: "alhamdulillah"

67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.

68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.

69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .

70. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.

71. Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikamatan yang ada.

72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarakan ilmu.

73. Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari nereka.

74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepadanya sampai hari kiamat juga kepada keluarganya dan seluruh shahabatnya.

(Diterjemahkan dari buletin berjudul 75 Washiyyah li Asy-Syabab terbitan Daarul Qashim Riyadl-KSA oleh Abu Abdurrahman Umar Munawwir)