Assalamu'alaikum
Postingan saya kali ini tentang nama-nama Tokoh Dunia beserta Kata-kata bijaksananya yang sudah sangat populer dan sering kita dengar. dibawah ini adalah nama-nama Tokoh yang saya urutkan dari A samapi Z, untuk melihat kata-kata bijak dari tokoh yang anda inginkan, anda tinggal klik saja salah satu nama tokoh yang ingin anda lihat. Langsung saja ke TKP >>>
Nomor1.com
Jumat, 26 Oktober 2012
Keutamaan Iman
KEUTAMAAN IMAN
اَلاِيْمَانُ فِيْ قَلْبِ الْمُؤْمِنِ كَشَجَرَةٍ لَهَا سَبْعَةُ اَغْصَانٍ : غُصْنٌ يَنْتَهِي اِليٰ قَلْبِهِ وَثَمْرَتُهُ صُحَّةُ الْاِرَادَةِ ، وَغُصْنٌ يَنْتَهِي اِليٰ لِسَانِهِ وَثَمْرَتُهُ صِدْقُ الْمَقَالِ ، وَغُصْنٌ يَنْتَهِي اِليٰ رِجْلَيْهِ وَثَمْرَتُهُ اِليٰ الْجَمَاعَةِ ، وَغُصْنٌ يَنْتَهِي اِليٰ يَدَيْهِ وَثَمْرَتُهُ اِعْطَاءُ الصَّدَقَةِ ، وَغُصْنٌ يَنْتَهِي اِليٰ عَيْنَيْهِ وَثَمْرَتُهُ النَّظَرُ اِليٰ الْعِبَارَاتِ ، وَغُصْنٌ يَنْتَهِي اِليٰ جَوْفِهِ وَثَمْرَتُهُ اِليٰ اَكْلِ الْحَلَالِ وَتَرْكِ الشُبُهَاتِ ، وَغُصْنٌ يَنْتَهِي اِليٰ نَفْسِهِ وَثَمْرَتُهُ تَرْكُ الشّهَوَاتِ ( اَبُوْ بَكَر الرّاجِي (
Iman yang ada didalam hati orang Mu’min adalah seperti sebatang pohon yang bercabang tujuh dan mengeluarkan tujuh macam buah .
1. Cabang yang tumbuh ke dalam hati, buahnya ialah kemauan baik .
2. Cabang yang tumbuh pada lisannya, buahnya ialah benar perkataannya.
3. Cabang yang tumbuh ke di kedua kakinya, buahnya ialah terwujudnya jama’ah
4. Cabang yang tumbuh di kedua tangannya, buahnya member shodaqoh
5. Cabang yang tumbuh di kedua matanya, buahnya pandangannya merupakan pelajaran.
6. Cabang yang tumbuh di dalam perutnya, buahnya makanan yang halal.
7. Cabang yang tumbuh dalam nafsunya, buahnya ialah meninggalkan keinginan syahwatnya.
( Abu Bakar Ar-Rozi )
Butir-butir Hikmah dari al-Qur’an dan Hadits Nabi ; oleh Ustadz A. Kadir Yatim Attamimy dan Ky. Abdul Rahman Saleh. PT. Al-Ma’arif. Penerbit Percetakan Offset
Sumber Copas : http://aswajakenuan.blogspot.com/2012/10/keutamaan-iman.html
Sabtu, 13 Oktober 2012
Seorang Anak Lelaki dan Pohon Apel
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?" "Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. "Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.
Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.
Cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya, dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.
Minggu, 07 Oktober 2012
Hidup Adalah Proses Belajar
Kita pernah "DILUKAI"
dan mungkin pernah "MELUKAI"
tapi karena itu kita BELAJAR
tentang bagaimana cara menghargai, menerima, berkorban dan memperhatikan.
Kita pernah "DIBOHONGI"
dan mungkin pernah "MEMBOHONGI",
tapi dari itu kita belajar tentang KEJUJURAN.
Andaikan kita tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup ini, mungkin kita tidak pernah belajar arti diri MEMINTA MAAF dan MEMBERI MAAF.
Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, tidak akan
terulang kembali. Namun ada satu hal yang masih tetap bisa kita lakukan,..
yaitu BELAJAR dari masa lalu untuk hari ESOK yang lebih baik.
Hidup adalah proses,
Hidup adalah belajar.
Tanpa ada batas umur,
Tanpa ada kata tua
JATUH, berdiri lagi
KALAH, mencoba lagi
GAGAL, bangkit lagi,
Sampai Allah memanggil:
"Waktunya PULANG"
Jumat, 05 Oktober 2012
MP3 Pengajian & Shalawat-Kyai Gunanto, S.Ag
Assalamu'alaikum sobat, kali ini saya akan share cuplikan shalawat dari acara pengajian dalam rangka Nuzulul Qur'an di MI Ma'arif NU 02 Tangkisan oleh Kyai Gunanto, S.Ag. beserta iringan shalawat dari Dukuh Kedung Ula Kecamatan Karangmoncol Kabubpaten Purbalingga. Untuk mendownload klik link dibawah:
Terima Kasih kunjungannya, jangan lupa tinggalkan komentar sobat dan kunjungi link saya yang lain, semoga dapat membantudan bermanfaat.
Link saya
http://www.sobikhin.com
Link saya
http://www.sobikhin.com
Langganan:
Postingan (Atom)