Selasa, 16 April 2013

Kecerdasan Anak Dipengaruhi oleh Komunikasi Orang Tua Sejak Dini

Penelitian yang dilakukan oleh  Betty Hart dan Todd Risley dalam buku berjudul Meaningful Differences in the Everyday Experience of Young American Children, telah menyimpulkan bahwa "Anak yang sering diajak komunikasi oleh orang tuanya semenjak dari kecil bahkan ketika masih dalam kandungan akan lebih cerdas".
Risetnya tersebut semula menganalisa perilaku 42 orang tua kepada bayinya selama tiga tahun. Penelitian tersebut dilakukan kepada bayi usia 7 bulan hingga 36 bulan. Seluruh perilaku orang tua kepada bayi dan juga interaksi bayi dengan orang dan lingkungan sekitar dicatat. Hasil penelitian itu ditulis sekitar enam tahun dengan jumlah halaman 30.000 berisi deskripsi penelitian, coding serta hasil dari penelitian tersebut.

Dari hasil riset panjang itu ditemukan adanya hubungan antara kesuksesan akademis seorang anak dengan jumlah kata yang diucapkan orangtua pada sang anak hingga usia tiga tahun. Tiga hasil penting dari penelitian Hart dan Risley lainnya adalah:
  1. Kemampuan bahasa dan IQ anak tergantung dari seberapa sering orangtua mengajak anaknya bicara.
  2. Sukses akademis anak di usia sembilan dan 10 tahun dipengaruhi banyaknya kata atau pembicaraan yang mereka dengar dari lahir hingga usia tiga tahun.
  3. Orangtua dengan anak yang punya kemampuan akademis lebih bicara lebih sering dengan anak mereka, ketimbang orangtua yang kemampuan akademis anaknya kurang.
Dalam buku tersebut disimpulkan juga bahwa ada korelasi antara status sosial ekonomi dengan seberapa banyak kata yang didengar anak sejak lahir. Berikut ini penjelasannya:
  1. Bayi dari keluarga kalangan profesional rata-rata mendengar 2.100 kata per jam.
  2. Bayi dari keluarga kelas pekerja rata-rata mendengar 1.200 kata per jam.
  3. Bayi dari keluarga kurang mampu rata-rata mendengar 600 kata per jam.
Sehingga jika disimpulkan, anak-anak dari keluarga yang sosial ekonominya lebih tinggi mendengar 3,5 kata lebih banyak dari keluarga dengan status sosial ekonomi di bawahnya. Ketika si anak berusia tiga tahun, anak dari keluarga kalangan profesional sudah mendengar lebih dari 30 juta kata. Apakah perbedaan pengetahuan soal jumlah kata ini mempengaruhi performa anak di sekolah menjadi lebih baik? Hart dan Risley yakin memang demikian.

Dijelaskan Risley, yang paling mempengaruhi sebenarnya bukan status sosial ekonomi keluarga si anak. Tapi seberapa banyak kata yang mereka dengar dan seberapa sering orangtua mengajak ngobrol. Jadi meskipun anak datang dari keluarga kalangan profesional namun jarang diajak mengobrol, skor akademisnya mungkin saja tidak terlalu baik. Sedangkan anak dari kelas pekerja dan punya orangtua yang sering mengajak mengobrol serta diskusi, perfoma di sekolahnya bisa sangat baik.

Kedua peneliti itu melihat adanya hubungan yang kuat antara mengajak anak bicara sejak dini dengan prestasi mereka. Anak yang mendengar kata lebih banyak saat dia masih bayi bisa menggunakan lebih banyak kata saat mereka dites di usia tiga tahun. Dan ketika anak-anak ini dites di kelas tiga, performa mereka dalam tes perbendaharaan kata dan membaca lebih baik. Sehingga kesimpulan akhirnya menyatakan bahwa Kecerdasan Anak Dipengaruhi oleh Komunikasi Orang Tua Sejak Dini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar