Sabtu, 29 Juni 2013

Teori Tentang Motivasi

Motivasi berasal dari asal kata motif, kemudian dikemukan definisi motivasi sebagai : segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedang yang dimaksud dengan motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga seseorang itu mau/ingin melakukan, bila ia tidak suka maka ia akan berusaha untuk mengelaknya (S. Nasution, 1977: 64).

Seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu karena ia dihadapkan kepada suatu kebutuhan. Kebutuhan ini akan menimbulkan keadaan ketidakseimbangan, ketegangan yang memerlukan pemuasan, agar kembali kepada keadaan seimbang. Menurut Morgan, bahwa manusia itu dihadapkan kepada bermacam-macam kebutuhan sebagai berikut:
  1. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk suatu aktivitas.
  2. Kebutuhan untuk menyenangkan hati orang lain.
  3. Kebutuhan untuk mencapai hasil.
  4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan yang dikembangkan oleh Abraham Maslow. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.

Sebagai pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia (Ngalim Purwanto, op.cit : 77). Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud adalah sebagai berikut:
  1. Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks dan sebagainya.
  2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dan sebagainya.
  3. Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama.
  4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dan sebagainya.
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri. (Ngalim Purwanto: hal. 77)
Di samping teori kebutuhan Maslow, Alderfer sebagaimana yang dikutip oleh A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (op.cit: hal. 98), mengenalkan teori ERG (existence, relatedness, growth) sebagai teori motivasi. Dalam teori tersebut tindakan atau perbuatan manusia dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
  1. Existence: makan, minum, pakaian, keamanan kondisi kerja.
  2. Relatedness needs: kepuasaan berinteraksi dalam lingkungan kerja.
  3. Growth needs: mengembangkan dan meningkatkan pribadi.
Demikian sepintas mengenai teori tentang motivasi, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar