Rabu, 02 Oktober 2013

Sa'ad bin Abi Waqash Kisah Ksatria Pemberani

Pada postingan di bawah ini mari kita simak bagaimana kisah sahabat nabi yang bernama Sa’ad bin Abi Waqash yang terkenal sebagai panglima perang, ksatria paling berani, bergelar Singa yang menyembunyikan kukunya.

Pada masa setelah Nabi SAW wafat, yaitu zaman khulafaurrasyidin sejumlah 400 kaum muslim syahid dalam satu hari digempur tentara Persia. Peperangan ini terjadi karena penghianatan orang-orang Irak terhadap pasukan Muslimin yang memaksa Amirul Mu'minin Umar Ibnu Khattab memutuskan berangkat sendiri memimpin pasukan di Qadisiyah.
Amirul Mu'minin menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai wakil pemimpin di Madinah. Belum lama berjalan, sebagian anggota rombongan yang diprakarsai Abdurrahman bin Auf mengusulkan agar Amirul Mu'minin kembali ke Madinah. Terlalu beresiko bagi pemimpin umat Islam berangkat ke medan perang sementara kondisi kaum Muslimin memerlukan banyak arahan. Akhirnya dikumpulkan sahabat utama dan Amirul Mu'minin bermusyawarah. Amirul Mukminin pun bersepakat untuk kembali ke Madinah. Umar kemudian menanyakan siapa kiranya yang akan berangkat ke Qadisiya dan memimpin pasukan?
Tiba-tiba Abdurrahman bin Auf berseru "Saya telah menemukannya..!" 'Siapa dia?" tanya Umar. "Dialah Singa yang menyembunyikan kukunya, Sa'ad bin Malik az-Zahuri!". Saad bin Abi Waqash, demikian ia biasa disapa, memimpin pasukan Muslimin yang dipimpinnya. Tak lama berselang, perjalanan mereka terhadang sungai Tigris yang belum banyak dikenal oleh kaum Muslimin. Bukan mundur dalam jihad, Sa'ad bin Abi Waqash memerintahkan pasukannya untuk menyeberangi sungai.
Berkatalah ia kepada pasukan, "Bacalah Hasbunallahu wa ni'mal wakiil." kemudian dikerahkan kudanya menerjuni sungai yang diikuti orang-orang setelahnya. Maka berduyunlah pasukan Muslim menyeberangi sungai. Ketika ada salah seorang prajurit menjatuhkan air minumnya, maka dilandasi semangat fastabiqul khairat, pasukan muslimin berebut mencarikan tempat air itu, dan gentarlah pasukan musuh melihat pemandangan ini.
Salman al-Farisi yang berada dalam pasukan Sa'ad bin Abi Waqash pun takjub dan berkata "Agama Islam masih baru, tetapi lautan telah dapat mereka taklukkan, sebagai halnya daratan telah mereka kuasai. Demi Allah yang nyawa Salman berada di Tangan-Nya, pastilah mereka akan dapat keluar dengan selamat dengan berbondong-bondong sebagaimana mereka memasukinya berbondong-bondong." Dan benarlah perkataan Salman. Mereka pun mengalahkan pasukan Persia dengan gemilang.
Sa'ad bin Abi Waqash dalam sejarah tercatat sebagai salah seorang sahabat Nabi SAW yang dijamin surga. Sa'ad bin Abi Waqash telah masuk Islam sejak berumur 17 tahun dan dia pernah berkata : "Pada suatu saat saya mendapat kesempatan termasuk tiga orang pertama yang masuk Islam."  Sa'ad bin Abi Waqash memiliki banyak keutamaan dalam pandangan Rasulullah SAW. Pernah suatu kali disambut Rasulullah SAW dengan gembira dan sambil membangga-banggakan Sa'ad bin Abi Waqash, sabdanya: "Ini dia pamanku...! Siapa orang yang punya paman seperti pamanku ini?" itulah Sa'ad bin Abi Waqash, kakeknya ialah Uhaib putra dari manaf yang menjadi paman dari Aminah, Ibunda Rasulullah SAW.
Selain itu Sa'ad bin Abi Waqash adalah orang yang pertama kali melepas anak panah dalam Islam dan juga mula-mula terkena anak panah. Sa'ad bin Abi Waqash juga mendapat keutamaan sebagai satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah dengan jaminan kedua orang tua beliau.
Bersabdalah Rasulullah SAW di perang Uhud:"Panahlah hai Sa'ad! Ibu bapakku menjadi jaminan bagimu...!"Ali bin Abi Thalib juga mengatakan:"Tidak pernah saya dengar Rasulullah menyediakan ibu bapakknya sebagai jaminan seseorang kecuali untuk Sa'ad bin Abi Waqash!"
Sa'ad bin Abi Waqash adalah seorang ksatria Muslim yang paling berani. Ia mempunya dua kekuatan yang sangat ampuh: panah dan doanya. Jika ia memanah maka pasti tepat sasaran, jika ia berdoa maka akan dikabulkan-Nya.
Hal ini tak lepas dari doa Rasulullah untuk Sa'ad bin Abi Waqash. Suatu hari Rasulullah menyaksikan dari Sa'ad bin Abi Waqash sesuatu yang menyenangkan dan berkenan mendoakan Sa'ad bin Abi Waqash. Hingga Rasulullah SAW mendoakannya: "Ya Allah, tepatkanlah bidikan panahnya dan kabulkanlah doanya..!"
Demikian menjadi masyhur bahwa doanya makbul. Suatu hari, ketika fitnah di zaman Ali sebagai khalifah datang, Sa'ad bin Abi Waqash mendengar seorang laki-laki memaki Ali, Thalhah dan Zubair. Ketika dilarangnya, orang itu justru menolak.
Maka Sa'ad bin Abi Waqash berkata : "Kalau begitu akan saya doakan kamu kepada Allah." Laki-laki itu berkata "Rupanya kamu hendak menakutiku, seolah-olah kamu seorang Nabi."
Maka Sa'ad bin Abi Waqash pun pergi wudhu dan melakukan shalat dua rakaat kemudian berdoa: "Ya Allah, kiranya menurut ilmu-Mu, laki-laki ini telah memaki segolongan orang yang telah peroleh kebaikan-Mu dan tindakan mereka mengundang amarah murka-Mu, maka mohon lah dijadikan hal ini sebagai pertanda dan pelajaran.."
Tidak lama kemudian, tiba-tiba dari salah satu pekarangan rumah muncul seekor unta liar dan menabrak laki-laki tadi hingga meninggal.
Demikian kisah Sahabat Nabi Sa’ad bin Abi Waqash, semoga menjadi pelajaran bagi sahabat arena dalam menjalankan kehidupan di dunia sebagai pemimpin dalam segala urusan. Semoga bermanfaat.
Sumber: Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar