Selasa, 08 Oktober 2013

Say "No" Tertipu Kesenangan Hidup di Dunia

Pada dasarnya setiap manusia ingin selamat; buktinya mereka berlindung atau berlari ketika datang bahaya, giat bekerja untuk mempertahankan hidup. Bahkan seorang bayi pun diberi garizah untuk menyelamatkan diri dengan cara menangis. Orang-orang cerdas akan berfikir dan bekerja untuk masa tua. Ia menyadari suatu saat nanti dirinya tidak produktif lagi untuk mencari penghidupan, badannya akan melemah sakit-sakitan, jiwanya akan rapuh. Sebab itu ia berusaha menjaga kesehatannya, menabung untuk masa tuanya nanti, mempersiapkan anak-anaknya agar dapat menolong dirinya dari kelaparan, kesengsaraan, sakit bahkan ketika matinya.
Mengapa ketika sering memikirkan kehidupan di masa tua yang belum jelas, apakah kita akan sampai pada usia tersebut ataukah kita akan mati sebelum renta? Tidakkah kita fikirkan kehidupan yang benar-benar hidup setelah mati? Yang jelas akan teralami oleh seluruh manusia. Apa yang telah kita persiapkan untuk kehidupan nanti? Hidup kita yang sekarang benar-benar akan menentukan nasib kita kelak. Tetapi kita sering terlena dan sibuk dengan urusan dunia sehingga akhirat terabaikan. Kita sering lupa bahwa suatu saat nanti akan hidup lagi sehingga tidak sempat mempersiapkan bekal. Allah swt banyak mengingatkan kita tentang pentingnya mengutamakan negeri akhirat, diantaranya dalam QS. Al-a'la dan QS. Alqiyamah:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
"Tetapi kamu lebih mengutamakan kehidupan dunia, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal". (QS. Al-a'la : 16-17)
كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ . وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ 
"Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat." (QS. Al-Qiyamah : 20-21)

Disadari atau tidak, sedikit banyak, kita kadang-kadang tidak mendengar peringatan ini. Terbukti di antara kita masih mengakhirkan waktu shalat, menangguhkan pembayaran zakat, masih pikir-pikir untuk menyantuni anak yatim, merasa sayang untuk berqurban, terasa berat bila berinfak banyak. Tetapi demi kesenangan dunia, mampu meluangkan waktu untuk berlibur, bersedia mengeluarkan dana banyak untuk sesuatu yang belum tentu menguntungkan, berani mengobral janji untuk mendapatkan kursi, berdiskusi mengatur strategi sampai melupakan masjid. Apa yang diperjuangkannya hanyalah untuk mendapatkan kedudukan dan kesenangan. Pernahkan ia berjuang membela agama Islam? Beranikah berinfak Fi Sabilillah tanpa imbalan dunia?
Kehidupan dunia yang kita jalani saat ini, penuh dengan jebakan dan tipuan. Bagi orang yang tidak beriman kepada hari akhir atau meragukan hari pembalasan, ia akan sibuk dengan urusan dunianya; yang dicari adalah kesenangan sementara, yang ia banggakan adalah harta banyak, anak-anak yang sukses menjadi orang kaya, mencari kedudukan yang tinggi dan tempat terhormat di mata masyarakat. Tentang kehidupan ini Allah swt mengingatkan:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا ۚ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
"Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak pula dapat menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan pula penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah." (QS. Luqman : 33).

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridloan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Alhadid: 20).

Allah swt menjadikan hidup manusia dua kali; Alhayatud Dunya (kehidupan dunia) dan Al-Akhirat (kehidupan akhirat). Pada kehidupan yang pertama kita dianugrahi bekal yang cukup dan diberi kebebasan memilih jalan yang harus ditempuh. Makhluk lain diciptakan Allah untuk menjadi pelengkap dan sarana untuk meraih kebahagiaan bagi manusia. Kehidupan dunia itu tidak kekal; setiap makhluk hidup akan mati, dunia akan hancur, bahkan matahari dan benda langit yang lainnya akan melebur menjadi satu kembali seperti sebelumnya. Allah swt mengibaratkan kehidupan dunia ini bagaikan hujan yang dinanti para petani, yang menumbukan tanaman. Tanaman itu mulanya tumbuh subur dan menjanjikan hasil yang melimpah, menjelang berbuah dan siap untuk dipanen kebun itu menjadi hancur lebur terserang hama, terbakar atau terkena longsor, sehingga tidak menghasilkan apa-apa, bahkan menghabiskan dana pemeliharaan yang banyak. Tidak terpikirkan sebelumnya oleh para petani, karena biasanya juga demikian. Mereka telah salah sangka dan tidak menyisakan sedikitpun dari hasil usahanya.
Seperti itulah orang yang menyangka bahwa hidupnya di dunia akan kekal, sehingga harta dan kekayaannya dijadikan sumber kesenangan. Padahal Allah telah sering memberi peringatan kepada kita dengan ayat-ayatNya yang mulia dan bukti-bukti yang nyata. Lihatlah di sekeliling kita, adakah yang abadi? Harta yang kita kumpulkan, tidak akan dibawa mati, emas dan uang yang kita simpan tidak akan menyelamatkan dari siksa Allah, bahkan akan menjadi beban di neraka nanti. Kecuali kekayaan itu dijadikan sarana untuk ibadah dan jihad fi sabilillah. Firman Allah:
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapatkan) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu disetrika dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu". (QS. Attaubah : 34-35).

Allah tidak melarang hamba-Nya untuk menjadi kaya, malahan kita diperintahkan untuk mencari nafkah/ harta dan hasilnya harus digunakan untuk taat kepada-Nya. Firman Allah:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan harapkanlah dari apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu untuk (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia. Serta berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Alqashash : 77).

ADDUNYA adalah nama sifat yang diberikan Allah untuk kehidupan ini. Arti asalnya adalah paling dekat, hina, rendah, sebentar. Kenikmatan dunia hanya sesaat. Memang demikian bila dibandingkan dnegan kehidupan akhirat yang abadi tanpa batas waktu. Di sana tidak ada yang namanya kematian, sekalipun orang yang masuk neraka ia akan tetap hidup dalam kesengsaraan. Para penghuni surga akan tetap muda dan bergairah selamanya, hidup dikelilingi kesenangan yang abadi, ditemani gadis-gadis cantik, dan anak-anak muda dan gagah yang setia melayani kita setiap saat.
Orang yang benar-benar beriman tidak akan tertipu dengan kesenangan dunia yang singkat itu; saat ia mendapat nikmat dari Allah ia tidak sombong dan membanggakan diri, namun bersyukur dengan meningkatkan kehusyuan ibadah diiringi dengan rasa takut, bahwa hartanya, jabatannya, dan kesenangan dunianya kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Ia menyadari bahwa pada hartanya ada hak yang harus disampaikan kepada faqir miskin dan sabilillah. Di saat terpuruk dan tertimpa musibah, ia taat beribadah kepada Allah sambil berharap, semoga dengan kesabarannya Allah mengampuni segala dosanya dan menempatkannya di surga. Mereka lebih mengutamakan kebahagiaan akhirat daripada kesenangan dunia. Itulah gambaran orang-orang yang bertaqwa dalam segala situasi dan kondisi. Firman Allah:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-An'am : 32). 

Orang yang tertipu dengan kehidupan yang fana bin sementara, akan mendapat siksa yang berat di akhirat. Sedangkan orang yang mengutamakan kehidupan akhirat akan mendapat pengampunan.
Janganlah tertipu dengan kesenangan sesaat; jangan tertipu dengan kecantikan pasangan orang lain, jangan tertipu dengan rayuan orang kaya, jangan tertipu dengan uang haram, jangan tertipu dengan jabatan yang tidak halal, jangan tertipu dengan permainan yang melalikan ibadah, jangan tertipu dengan kesenangan yang terlarang. Karena itu semua akan menjerumuskan ke lembah kesengsaraan. Bagian kita hanya yang halal. Simpanlah harta untuk akhirat, berjuanglah untuk mencari ridha Allah, tangguhkan keinginan kita untuk dinikmati di akhirat nanti. Firman Allah:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
 قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga).

Katakanlah: Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?. Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhoan Allah. Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya (QS. Ali Imran : 14-15)

Demikian pesan buat kita dalam persahabatan: Jangan sampai tertipu oleh kesenangan hidup di dunia yang singkat ini. Semoga bermanfaat, salam buat sahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar